Selasa, 27 November 2012

Langkah Kaki Ku


"Semangat"
"Tidak"
"Kenapa tidak semangat?"
"Tak tahu"
    Perjalanan ku tempuh kurang lebih tiga jam perjalanan demi untuk refresing. Perjalanan itu bagiku sangatlah lama, mungkin karena pikiranku sudah tak fokus pada tujuan. Refresing memang itu tujuan perjalanan ini, bukan tujuan yang lainnya. 
      Kaki ku langkahkan untuk menapaki tangga Bus Arjuna, memski kadang kaki ini terasa bimbang. Bukan karena tak mau tapi karena takut. Keinginan takut itu datang saat aku belum menjalaninya. Akhirnya kaki ku berada dalam bangku paling depan sendiri, tepatnya di belakang sopir bus. Kaki ku aku ajak lagi berdiri dan mengambil mikrofon yang ada di dalam bus untuk memulai berdoa terlebih dahulu sebelum perjalanan. Kepala pun tertunduk untuk berdoa. meski satu dua kepala masih ada yang gojekan namun, ku biarkan saja. Karena masing-masing kepala memiliki hak. 
"Gembira dan riang"
"Musik dangdut bergelora dan membahana didalam bus"
"Keeinginanku perlahan ikut dalam kegembiraan itu"
"Ku lupakan takut"
    Kaki ku lupa akan ketakutannya, dia terlalu asik dengan lantunan lagu dangdut dalam bus. Akhirnya setengah perjalanan terlewati, meski perjalanannya naik turun, berlenggak-lenggok. Kaki ku mulai merasa lelah, capek dan lunglai. 
"Berapa lama lagi sampai tujuan Pak?"
"Satu jam"
"Kaki ku semakin lemah"
    Memang butuh satu jam lagi untuk sampai ke pantai Indrayanti. Pantai yang sangat mempesona di laut selatan. Bbanyak pengunjung hilir mudik untuk menikmati suasana pantai. deburan ombak yang begitu ganasnya menjadi dya tarik tersendiri. Karang-karang yang sangat besar mampu menyihir mata-mata pengunjung. Apalagi di tambah bukit-bukit yang menjulang yang membuat mata-mata pengunjung semakin melayang-layang dalam keindahannya. 
    Kaki ku masih lemah, namun akhirnya bertambah semangat setelah mendapatkan sebungkus nasi. Itu lah energi pertama yang membuat kaki ku lebih bersemangat. Tetapi, semangat itu tak bertahan lama karena air hujan akhirnya membuat semangat-semangat itu luntur terbawa arus. 
"Kita lanjutkan saja perjalanannya"
"Semua belum kumpul"
"Gara-gara hujan"
"Mungkin"
"Tapi mereka dimana"
"Tadi sholat di mushola"
"Jemput saja!"
     Kaki ku melngkah dengan beratapkan payung, sehingga tetesan air hujan tak mampu membasahi kaki ku. Ku hampiri kaki-kaki yang sholehah yang sedang sholat di mushola. Kaki-kaki sholehah itu ternyata lama sekali, mereka tak tahu kalau kaki ku ini dari tadi menunggu. Berdetik-detik, bermenit-menit dan akhirnya setengah jam akhirnya kaki ini berhasil mengajaknya kembali. 
      "Kita lanjutkan perjalanan"
       Setengah jam perjalanan sampailah kaki ku di pantai Baron. Kaki ku segera melahkan keluar dari Bus. ku tujukan langkah pertamaku ke rumah Allah swt untuk menjalankan sholat Dhuhur. Meski terasa lemas namun ku coba untuk melangkah dengan semangat.
        Selesai sholat kaki ku berjalan untuk menikmati indahnya pantai yang kedua yaitu Baron, pantai yang sangat ramai juga, dimana disana terdapat bermacam-macam penjual, dan juga tak lupa keindahan pantainya. Sebelum menikmati deburan ombak dan indahnya pesona laut. Ku hentikan kaki ku di sebuah penjual es degan. Kaki ku lelah dan ingin menikmati segarnya es degan, begitu juga dengan kaki-kaki yang lainnya yang sudah terlebih dulu menikmati es degan. 
"Amis"
"Biasa pantai nelayan"
    Kaki ku mulai melangkah lagi menuju pantai, terlihat dari kejauhan ombak yang begitu ganasnya menerjang karang. Hamparan pasir yang penuh dengan lalu-lalang kaki-kaki, dan juga penuh dengan kapal-kapal nelayan. sungguh ramai sekali pantai Baron. 
        "Sudah cukup"
"Kenapa?"
"Tak ada kebersamaan lagi"





0 komentar:

Posting Komentar