Minggu, 22 April 2012

Prinsip Cinta

      Cinta itu masalah hati, dimana manusia akan merasakan cinta itu tatkala mereka hidup didunia. Entah cinta itu bentuknya seperti apa, namun kita semua pasti merasakannya dan mengalaminya. Dengan cinta hidup manusia akan lebih bermakna, bisa merubah  kegelisahan menjadi kesenangan. Bisa merubbah kesendirian menjadi kebersamaan.
Supaya kita tidak di ombang-ambingkan oleh cinta maka kita harus mengerti prinsip cinta itu. Dengan demikian kita tak akan terombang-ambing oleh cinta. Karenaa cinta itu juga bisa membawa luka. Bila cinta itu sudah berbuah luka, maka segalanya akan terasa hampa. Bahkan rasanya manusia tak akan lagi ingin merasakan yang namanya Cinta.
Pernah suatu ketika ada seorang pemuda menyatakan cinta kepada seorang gadis yang dikaguminya. Padahal mereka baru saja bertemu dan baru satu minggu kenalan. Pemuda tersebut langsung menyatakan cintanya, namun apa yang di terima oleh pemuda itu? Penolakan.
Dari kisah itu kita tahu bahwa cinta itu membutuhkan kecocokan hati, pengertian, saling memahami bahkan sebuah persahabatan dulu. Karena cinta itu tidak hanya sebuah pelukan, rangkulan, duduk berdampingan, pegangan tangan, jalan berdua, makan berdua bahkan ciuman.
Memang sudah sewajarnya manusia itu disebut sebagai makhluk pencinta. Itulaah bedanya manusia sebagai makhluk lainnya. Manusialah bisa merasakan nikmatnya cinta dan sedihnya cinta. Sedangkan makhluk lain tak bisa merasakannya. Sejatinya cinta itu bisa kita gunakan sebagai sebuah prinsip hidup. Murtadha Muthahari pernah membagi tipologi manusia dalam bercinta.
Pertama, pribadi yang tidak menarik dan tidak menolak orang. Kita tahu pribadi ini adalah pribadi yag tidak menarik dan tidak juga berpengaruh apa-apa bagi kehidupan. Pribadi ini tidak pernah menggugah cinta, rasa sayang, kasih sayang, persahabatan bahkan sampai permusuhan. Bisa di bilang pribadi ini merupakan pribadi yang statis.
Kedua, pribadi yang hanya menarik, tidak menolak. Pribadi yang satu ini sukanya mencari perhatiandan menebarkan cintanya. Banyak sekali orang yang menyukainya namun dia tidak menolaknya. Namun cinta itu tidak bebas memilih, perlu kecocokan hati dan pengertian, saling memahami. Kalau pribadi ini sering menebarkan cintanya berarti dia juga munafik terhadap dirinya sendiri dalam bercinta. Karena cinta sejati itu hanya sekali.
Ketiga, pribadi yang hanya menolak, tidak menarik. Pribadi ini sukanya hanya menolak cinta, tetapi tidak pernah menarik dan menebarkan cinta. Dari hanya menolak cinta berarti dia akan menebarkan musuh. Dan tidak akan menciptakan sebuah persahanbatan. Sejatinya manusia hidup itu tidak bisa hidup sendiri dan membutuhkan sebuah cinta dan persahabatan.
Keempat, pribadi yang menarik dan menolak. Disinilah pribadi ini adalah pribadi yang berprinsip cinta. Dimana dia berjalan pada suatu jalan, dan bertindak dengan suatu keyakinan. Disamping mereka menarik, dia juga bisa menolak sesuai dengan keyakinannya.
Sesungguhnya keempat tipologi itu, jauh dalam hati terdalam manusia masih terselip sebuah prinsip cinta yang selalu menuntut ketunggalan. Hanya menginginkan cinta yang satu. Cinta yang sejati sampai akhir nanti.
Kita semua tau bahkan dalam hati terdalam tak akan ada satupun manusia yang ingin diduakan cintanya. Mengapa demikian? Sesungguhnya itu sudah fitrah manusia.  
***

4 komentar:

  1. karya ilmiah luar biasa, saya juga minta izin buat menjadikan ini referensi.


    sebagai pencantuman karya sumber berikut:
    Eko Cahyono. 2012. Prinsip Cinta.http://ekocahyorc.blogspot.com/2012/04/prinsip-cinta.html (diakses 12 Juni 2012, 14:03 Wib)

    Gimana bolehkan?

    nanti akan dimasukkan ke artikel saya http://www.adamsains.us/2012/06/motivasi-cinta-dan-prinsip-cinta.html

    BalasHapus