Rabu, 11 April 2012

Sinopsis Teater Pelacur


Seorang perempuan cantik yang bernama Eliza Mariyam sedang berbenah dalam rumahnya. Dengan membereskan dan menata perabotan dan botol-botol minuman yang kemudian ditaruhnya diatas meja. Eliza memanjakan dirinya sejenak dengan membersihkan kuku-kuku cantikn
Dari kejauhan terdengar suara yang memanggil-manggil namanya dan mengetuk pintu rumahnya. Datangnlah seorang laki-laki atau biasa disebut dengan gelandangan. Gelandangan itu merasa sangat ketakutan sekali karena dikejar-kejar oleh polisi. Ternyata gelandangan itu adalah buronan polisi yang kabur dari penjara, karena gelandangan tersebut telah dituduh membunuh seseorang, yaitu anak colonel.
Setelah beberapa lama menceritakan ketakutannya kemudian gelandangan tersebut tidak diperbolehkan Eliza untuk bersembunyi dirumahnya. Gelandangan itu kemudian pergi entak kemana. Eliza kemudian menyuruh Firdaus untuk keluar dari kamarnya. Ternyata sejak dari tadi Firdaus berada dalam rumah Eliza, oleh sebab itulah gelandangan tidak diperbolehkan bersembunyi dirumahnya, karena dirumahnya ada Firdaus.
Firdaus bertanya-tanya kepada Eliza tentang tamunya tadi. Kemudian terjadilah perselisihan antara Firdaus dan Eliza. Mereka berdua mempermasalahkan kejadian yang telah dialaminya. Firdauspun menyuruh Eliza untuk membereskan tempat tidurnya. Tetapi Eliza malah pergi begitu saja, kemudian Firdaus berkesempatan untuk mencari-cari bukti tentang diri Eliza. Eliza kemudian mengambilkan jas untuk Firdaus. Kemudian mereka berdua bermesraan dalam ruangan yang penuh dengan harapan tadi.
Firdaus kemudian semakin marah dan mereka berdua saling menyalahkan dirinya satu sama lain. Dengan hati yang emosi kemudian Firdauspun mencekik leher Eliza agar tidak banyak bicara. Firdaus menyalahkan keadaan Eliza yang terkesan tidak mau membantu dan menuruti keinginannya untuk mengatakan dimana Gelandangan tadi.
Eliza menangis setelah mendengar perkataan dari Fidaus. Dengan suasana sedih, tiba-tiba terdengar suara polisi sedang memanggil nama Firdaus dari luar. Eliza pun sangat ketakutan dan menyuruh Firdaus untuk bersembunyi. Namun Firdaus tidak mau untuk bersembunyi. Firdaus ternyata yang mengundang polisi tersebut datang kerumah Eliza. Kedua polisi itu semkin memojokkan Eliza untuk memberitahukan dimana gelndangantersebut. Polisi tersebut memaksa Eliza untuk menandatangani surat persetujuan untuk menjadi saksi.
Eliza semakin dipaksa dan dipojokkan oleh mereka bertiga, kemudian datanglah Kolonel yang berpura-pura kasihan kepada Eliza, berusaha membantu Eliza dengan dalih membantu ibunya. Eliza pun semakin ngotot tak mau menceritakan yang sebenarnya. Akhirnya datanglah ibu dari Thomas yang juga berusaha meluluhkan hati Eliza. Dengan rasa sedih Eliza pun merasa kasihan dengan ungkapan ibu Thomas. Setelah puas menceritakan keadaan anak yang jadi narapidana, akhirnya mereka semua pergi meninggalkan Eliza dan Firdaus. Kolonel memberikan pilihan kepada Eliza untuk memilih Gelandangan itu atau Ibu Thomas. Akhirnya Eliza pun menandatangani surat itu.
Setelah beberapa hari akhirnya Kolonel datag lagi kerumah Eliza daan memceritakan bahwa Thomas akan dibebaskan. Dan Gelandangan itu pun masih dicari-cari oleh polisi. Tiba-tiba diluar terdengar suara gaduh dan terdengar sirine mobil polisi. Namun Kolonel itu memberikan surat yang didalamnya berisi uang kepada Eliza. Sambil mengusap rambut Eliza tiba-tiba Kolonel berusaha meninggalkan Eliza, serta dengan keinginan agar Eliza tak menceritakannya kepada orang lain.
Eliza terpaku dengan keadaan yang dialaminya itu. Dan meremas-remas uang tadi dan dia menjatuhkan dirinya diatas kursi. Suara diluar semakin keras dan semakin mndekat. Suara tembakan dan suara gemuruh sirine mobil polisi. Tiba-tiba Gelandangan masuk kerumah Eliza dan meminta Eliza untuk menyembunyikannya. Gelandangan itu sangat ketakutan sekali karena dia dikejar-kejar polisi. Dia mondar-mandir kesana kemari meminta kepada Eliza untuk menyembunyikannya. Dan kemudian Gelandangan menjatuhkan diri diatas kursi. Dan Eliza pun berusaha bertanya kepada Gelandangan kenapa dia tidak mau mengakuinya. Gelandangan tidak mau mengakuinya karena dia dituduh memperkosa Eliza.
Akhirnya Eliza melihat keluar rumah dan ternyata banyak sekali orang diluar yang sedang mencari Gelandangan. Bahkan kedua ujung jalan sudah ditutup.  Gelandagan semakin panic dan takut, namun Eliza marah dan memaki-maki Gelandangan tersebut. Kenapa Gelandangan itu bersembunyi di rumanya. Gelandangan itu berusaha mencari tempat persembunyian yang aman. Namun Eliza bertanya kepada Gelandangan apakah dirinya tidak membawa senjata. Kemudian Eliza mencari didalam lacinya dan menemukan sebuah pisau dan menyuruh Gelandangan untuk menikam Polisi-polisi itu dari belakang. Namn Gelandangan itu tidak berani.
Suara itu sudah dekat, Eliza pun menyuruh Gelandangan itu bersemunyi didalam kamar mandi dan menyuruhnya untuk tidak bersuara. Akhirnya terdengar saura mengetuk pintu dan datang lah kedua polisi itu dan Kolonel. Eliza pun marah-marah kepada Polisi itu. Setelah lama mencari dan tidak menemukannya didalam. Akhirnya Polisi ersebut keluar dari Rumah Eliza. Dan sebelum Gelandangan pergi keluar tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu lagi, dan Gelandanganpun bersembunyi lagi didalam kamar mandi.
Firdaus pun masuk kedalam Rumah Eliza. Dan bercerita banyak kepda Eliza tentang Gelandangan itu. Kini Firdaus berusaha mencari dan ingin masuk kedalam kamar mandi. Eliza pun mencegah Firdaus untuk masuk kedalam kamar mandi tersebut. Eliza mencegahnya dan bilang kalau didalam ada langganannya dan Firdaus pun ngotot ingin melihat tampang langganannya tersebut. Dan masuk lah Firdaus kedalam kamar mandi, muncul lah Gelandangan yang dicarinya. Kemudian Firdaus menodongkan pistolnya ke muka Gelandangan tersebut, namun dengan sigap Gelandangan tersebut langsung mendorong Firdaus. kemudian Elizaa mengambil pisau dalam laci mejanya dan menodongkannya kepada Firdaus. namun terdengar ketukan dari luar memanggil nama Firdaus. Kemudian terdengar suara tembakan dan Firdaus keluar dari rumah. Saat itulah Eliaza mengeluh tentang diriny sebagai seorang pelacur.      

0 komentar:

Posting Komentar