Minggu, 15 April 2012

Jerawat-jerawat Pengganggu


Kulihat betapa diriku mempesona
Dengan wajah penuh rona
Tapi ?
Kini kau datang
Membawa duka dan lara
Merusak rona nan citra
Merubah segalanya jadi kelam
Dengan butiran-butiran duka
Sebait puisi diatas mungkin belum bisa melukisan betapa menyakitkannya bila dalam wajah kita tumbuh sebuah jerawat. Kepedihan yang tatkala membuat orang melakukan segala cara untuk menghilangkan jerawat dari wajahnya. Jerawatpun muncul secara tiba-tiba dengan kita tidak menginginkanya. Seperti sebuah gunung merapi yang siap menyemburkan isi yang ada didalamnya.
            Perefleksian di atas memberikan gambaran pada kita semua untuk menjaga dan merawat diri kita dan apa yang ada disekitar kita. Dengan adanya sebuah jerawat di wajah kita kita sudah sangat ketakutan. Bagaimana kalau jerawat itu tumbuh banyak ? apakah kita akan membiarkannya merusak wajah kita ?
***
Kasus gayus yang dulu berawal dari dirinya sendiri sekarang sudah banyak menyangkut banyak pihak. Semuanya berawal dari satu masalah tapi akhirnya banyak mengungkap masalah-masalah lain. Kenapa seorang gayus bisa mengatur, mengendalikan, bahkan membohongi seluruh warga Indonesia. Dimana sudah banyak oknum-oknum dari kepolisian dan jaksa yang menambah deretan panjang kasusnya. Tapi kenapa masalah tersebut masih belum bisa diselesaikan ? apakah semudah itu para aparat-aparat penegak hukum kita ini sehingga mudah dikendalikan,diatur, dan dibohongi seorang Gayus.
Hati nurani sudah tidak bisa digunakan semua hanya berjalan sesuai dengan adanya uang. Semua hal dapat dibeli dengan uang. Aparat jaksa, dan kepolisian menjadi sasaran yang sangat empuk. Menghadapi permasalahan tersebut seharusnya pemerintah harus turun langsung dalam permasalahannya. Penyerahan kasus gayus pada kepolisian dan kejaksaan ternyata sudah terbukti tidak bisa diharapkan penuntasannya. Kedua lembaga pemerintahan tersebut justru menambah rumit permasalahan tersebut. Menambah panjang permasalahan tersebut yang lama-lama membuat menjauh dari permasalahan yang sebenarnya. Kapan Indonesia terlepas dari masalah korupsi ?
***
Kawasan yang dulu segar berkabut kini kelam berhawakan abu tipis. Lahan ijau berbah menjadi kering tandus. Tumbuh-tumbuhan merandang mati perlahan dan meranggas. Semua itu terjadi gara-gara Bromo yang tak henti-hentinya mengeluarkan asap solfatara hitam pekat. Meski belum menyemburkan isi perutnya gunung Bromo juga harus di waspadai. Haruskah peristiwa merapi berulang kembali ?
Warga nelongso. Membutuhkan uluran tangan kita. Semua tanaman gagal panen, rumah-rumah hancur berantakan tak kuat menahan beban abu vulkanik, perekonomian warga lumpuh, kegiatan sehari-haripun hampir tak ada. Hanyalah sang surya dengan gagah berani memancarkan cahayanya.
***
Tahun lalu Tanggal 26 oktober masih kita kenang betapa banyak korban jiwa yang melayang akibat merapi. Manusia, hewan, tumbuhan dan bangunan-bangunan luluh lantah gara-gara letusan merapi. Semua berlalu dengan cepat namun membawa luka dan duka yang terlalu mendalam. Sampai saat ini bencana merapi itu tak kunjung henti-hentinya. Lahar dingin masih mengguncang warga yang dekat dengan merapi dan sekitarnya.
           Semua berawal dari diri kita sendiri untuk menjaga dan merawatnya. Kemudian keluarga, masyarakat, bangsa dan Negara. 
           Akankah semua ituterulang kembali? apakah kita tak beubah daan belajar dari pengalaman. apakah Tsunami Aceh, akan terulang lagi, Gempa Bantul Jogja, dan Gunung Merapi meletus terulang kembali. marilah kita berbedah diri, menjadi insan Illahi yang selalu bersyukur kepadanya. selalu taat pada perintah-NYA.  

0 komentar:

Posting Komentar