Analisis Puisi “Jalan ke Pantai” Karya
Abdul Hadi W.M Dalam Buku Pembawa Matahari.
Jalan ke Pantai
Jalan
ke pantai dari rumahku
kecil
berkerikil, namun terasa lebar
jika
kujejekkan kaki menghidupkan nafas pasir
duri-duri
semak selalu berkisah-
sumur-sumur
tak pernah kering
di
tengah ketandusan. Luka
tak
terasa sebagai luka bila tercium
harum
darah kembang-kembang kaktus liar
dan
usia membuang usianya
akar-akar
kebebasan bangkit kembali
dan
tunasnya menghijau menyingkap cakrawala
apa
yang mesti kucemaskan?
Telah
banyak hari-hari kulalui
Telah
banyak hari-hari melaluiku
Melalui
semak-semak, duri-duri
Melalui
jalan ke pantai dari rumahku
membawa
langit membentang laut
menuntun
apak kepada ibunya
kelopak-kelopak
mawar kepada sari-sari bunga
Analisis Dari Segi Semiotik
Dalam
semiotik ada hubungan yang disebut struktur triadic (struktur tigaan/triadik).
Adapun 3 jenis hubungan yang paling penting adalah hubungan pelaksanaan yaitu
icons, indeks, dan symbol. Dalam puisi “jalan ke pantai” ini analisis hubungan
pelaksana adalah sebagai berikut :
1. Icons
:
Icons adalah hubungan kemiripan.adapun
icons dalam puisi ini adalah Ggambar-gambar pantai, rumah, dan semak-semak
belukar.
2. Indeks
Indeks adalah hubungan kedekatan
eksistensi. Adapun indeks dalam puisi ini adalah suara nafas pasir dan suara
deburan ombak.
3. Symbol
:
Symbol adalah hubungan yang terbentuk
secara konvensional. Adapun symbol dalam puisi ini adalah ucapan akar-akar
kebebasan bangkit kembali.
Puisi
“Jalan ke Pantai” ini menggunakan gaya bahasa personifikasi dimana ada bait
yang berbunyi :
“
duri-duri semak selalu berkisah-“
Dari
semiotiknya ini menandakan bahwa penyair ingin menyampaikan gagasannya tentang
persasaannya yang bergejolak.
“akar-akar
kebebasan bangkit kembali”
Disini
perasaanya bangkit kembali dan bisa diungkapkan dengan perasaan yang penuh
perjuangan.
“dan
tunasnya menghijau menyingkap cakrawala”
Disini
makna semiotiknya bahwa perasaan penyair ingin mengungkapkan sebuah gagasannya
seperti sebuah tunas yang ingin menyingkap cakrawala. Penyair ingin memberikan
pendapat bahwa pengorbanannya sangat besar dalam kehidupan ini.
Analisis
semiotik dari bentuknya yang memanjang tanpa ada baitnya menjadikan
interprestasi puisi ini sangat luas cakupannya. Dari klimat pertama hingga
akhir hanya dipisahkan oleh tanda titik (.). disini ujaran dari penutur ingin
menceritakan gagasannya.
Dalam
puisi “Jalan ke Pantai” juga terdapat isotopi-isotopi. Isotopi adalah wilayah
makna yang terbuka yang terdapat didalam sepanjang wacana. Isotopi ini
merupakan satu bagian dalam pemahaman yang memungkinkan pesan apapun untuk
dipahami sebagai suatu perlambangan yang utuh. Oleh karena itu, didalam isotopi
makna itu mencakup keutuhannya. Adapun isotopi yang ada pada puisi “jalan ke
pantai” antara lain :
1. Isotopi
alam : jalan, pantai, berkerikil, kecil, pasir, daun-daun, semak, sumur-sumur,
kering, ketandusan, harum, kembang-kembang, kaktus, liar, akar-akar, kebebasan,
tunasnya, menghijau, cakrawala, hari-hari, semak-semak, duri-duri,
kelopak-kelopak, mawar, sari-sari, bunga, langit, dan laut.
2. Isotopi
manusia : rumahku, menghidupkan, nafas, berkisah, kering, luka, terasa,
tercium, harum, darah, usia, membuang, usianya, kebebasan, bangkit, kembali,
menyingkap, kucemaskan, kulalui, hari-hari, melaluiku, membawa, membentang,
menuntun, apak, dan ibunya.
3. Isotopi
perasaan : terasa, lebar, kujejakkan, menghidupkan, berkisah, ketandusan,
tercium, harum, kebebasan, bangkit, menyingkap, kucemaskan, kulalui, melaluiku,
membawa, membentang, dan menuntun.
4. Isotopi
perbuatan : jalan, kujejakkan, menghidupkan, berkisah, ketandusan, terasa,
tercium, membuang, kebebasan, bangkit, menghijau, menyingkap, kucemaskan,
kulalui, hari-hari, melaluiku, melalui, membawa, membentang, dan menuntun.
5. Isotopi
waktu : hari-hari, usia, dan kembali.
6. Isotopi
tempat : jalan, pantai, rumahku, sumur-sumur, tengah, semak-semak, laut, mawar.
7. Isotopi
penghubung : ke, dari, namun, jika, selalu, tak, pernah, di, sebagai, bila,
dan, apa, yang, telah, banyak, dan kepada.
Masing-masing
ke-7 isotopi tersebut sangat mendukung kehadiran motif. Motif adalah unsure
yang terus menerus di ulang. Kehadiran dari motif ini mendukung tema.
Motif-motif yang mendukung tema adalah motif yang sering muncul atau menonjol.
Motif perbuatan menunjukkan bahwa
motif pertama puisi ini adalah aktivitas manusia yang terutama berkaitan dengan
gerak. Dimana perlu pengorbanan dan perjuangan untuk menuju ke pantai itu.
Dengan berbagai hambatan dan rintangan yang menghadang.
Kehadiran
isotopi alam akar, tunas, kembang-kembang, kaktus, menunjukkan kepada kita
bahwa semua itu adalah metafor, kiasan, dari kehidupan manusia.
Puisi
ini diakhiri dengan kalimat “ kelopak-kelopak mawar kepada sari-sari bunga ”
itu merupakan sebuah kesetiaan dalam menghadapi permasalahan. Meski jalan
kehidupan yang begitu banyak rintangan tapi tetap saja kita harus selalu
berusaha.
0 komentar:
Posting Komentar