Cinta itu masalah hati, dimana manusia akan
merasakan cinta itu tatkala mereka hidup didunia. Entah cinta itu bentuknya
seperti apa, namun kita semua pasti merasakannya dan mengalaminya. Dengan cinta
hidup manusia akan lebih bermakna, bisa merubah
kegelisahan menjadi kesenangan. Bisa merubbah kesendirian menjadi
kebersamaan.
Supaya kita tidak di ombang-ambingkan oleh
cinta maka kita harus mengerti prinsip cinta itu. Dengan demikian kita tak akan
terombang-ambing oleh cinta. Karenaa cinta itu juga bisa membawa luka. Bila cinta
itu sudah berbuah luka, maka segalanya akan terasa hampa. Bahkan rasanya
manusia tak akan lagi ingin merasakan yang namanya Cinta.
Pernah suatu ketika ada seorang pemuda
menyatakan cinta kepada seorang gadis yang dikaguminya. Padahal mereka baru
saja bertemu dan baru satu minggu kenalan. Pemuda tersebut langsung menyatakan
cintanya, namun apa yang di terima oleh pemuda itu? Penolakan.
Dari kisah itu kita tahu bahwa cinta itu
membutuhkan kecocokan hati, pengertian, saling memahami bahkan sebuah
persahabatan dulu. Karena cinta itu tidak hanya sebuah pelukan, rangkulan,
duduk berdampingan, pegangan tangan, jalan berdua, makan berdua bahkan ciuman.
Memang sudah sewajarnya manusia itu disebut
sebagai makhluk pencinta. Itulaah bedanya manusia sebagai makhluk lainnya. Manusialah
bisa merasakan nikmatnya cinta dan sedihnya cinta. Sedangkan makhluk lain tak
bisa merasakannya. Sejatinya cinta itu bisa kita gunakan sebagai sebuah prinsip
hidup. Murtadha Muthahari pernah membagi tipologi manusia dalam bercinta.
Pertama, pribadi yang tidak menarik dan tidak
menolak orang. Kita tahu pribadi ini adalah pribadi yag tidak menarik dan tidak
juga berpengaruh apa-apa bagi kehidupan. Pribadi ini tidak pernah menggugah
cinta, rasa sayang, kasih sayang, persahabatan bahkan sampai permusuhan. Bisa di
bilang pribadi ini merupakan pribadi yang statis.
Kedua, pribadi yang hanya menarik, tidak
menolak. Pribadi yang satu ini sukanya mencari perhatiandan menebarkan
cintanya. Banyak sekali orang yang menyukainya namun dia tidak menolaknya. Namun
cinta itu tidak bebas memilih, perlu kecocokan hati dan pengertian, saling
memahami. Kalau pribadi ini sering menebarkan cintanya berarti dia juga munafik
terhadap dirinya sendiri dalam bercinta. Karena cinta sejati itu hanya sekali.
Ketiga, pribadi yang hanya menolak, tidak
menarik. Pribadi ini sukanya hanya menolak cinta, tetapi tidak pernah menarik
dan menebarkan cinta. Dari hanya menolak cinta berarti dia akan menebarkan
musuh. Dan tidak akan menciptakan sebuah persahanbatan. Sejatinya manusia hidup
itu tidak bisa hidup sendiri dan membutuhkan sebuah cinta dan persahabatan.
Keempat, pribadi yang menarik dan menolak. Disinilah
pribadi ini adalah pribadi yang berprinsip cinta. Dimana dia berjalan pada
suatu jalan, dan bertindak dengan suatu keyakinan. Disamping mereka menarik,
dia juga bisa menolak sesuai dengan keyakinannya.
Sesungguhnya keempat tipologi itu, jauh dalam
hati terdalam manusia masih terselip sebuah prinsip cinta yang selalu menuntut
ketunggalan. Hanya menginginkan cinta yang satu. Cinta yang sejati sampai akhir
nanti.
Kita semua tau bahkan dalam hati terdalam tak
akan ada satupun manusia yang ingin diduakan cintanya. Mengapa demikian? Sesungguhnya
itu sudah fitrah manusia.
***
ok pak bro
BalasHapusdi sign in bos di pengikut
BalasHapuskarya ilmiah luar biasa, saya juga minta izin buat menjadikan ini referensi.
BalasHapussebagai pencantuman karya sumber berikut:
Eko Cahyono. 2012. Prinsip Cinta.http://ekocahyorc.blogspot.com/2012/04/prinsip-cinta.html (diakses 12 Juni 2012, 14:03 Wib)
Gimana bolehkan?
nanti akan dimasukkan ke artikel saya http://www.adamsains.us/2012/06/motivasi-cinta-dan-prinsip-cinta.html
boleh
BalasHapus